Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Kenangan Manis

Rinai hujan boleh saja menghalangi dirimu untuk bangkit dari peraduan Aku tidak melarangmu berbaring seharian Tapi Sayang, jarum jam kita belum berhenti berdetik pergi perlahan memungut sisa-sisa waktu kita berdua Dalam suatu lini yang terkadang fiksi. Pantai kita, sumber dari sini Firasatku mengatakan bahwa merangkak tua belum menjadi kepastian kita Bagaimana kalau Para Dewa bersekongkol memisahkan kita? Abrasi dan erosi menghunjam tanah dan karang yang kita pijak, Sayang. Aku enggan tenggelam dalam rutinitas di mana kini jiwa muda kita menggelegak. Dunia bukan milik kita berdua, Sayang. Suatu saat kita hanya akan menjadi memoar dalam hati manusia-manusia yang menyayangi kita. Semoga apa yang kita tinggalkan menjadi kenangan indah, Sayang.